iklan

Kaleodoskop diri: Menatap Apa Yang Dirasa



http://otnairahiwa.blogspot.com


Kita kerap menjelma orang lain. Lebih sering menghambur-hamburkan citra, mengutamakan yang tampak dimuka dan mengesampingkan nurani.

Kita akan meniup terompet tahun baru lagi sembari mengingat apa yang sudah diperbuat dan merancang apa yang akan dilakukan berikutnya. Satu hal pastinya, bukankah setiap kita menginginkan sebuah perubahan? Selalu ingin lebih baik dari apa yang sudah diraih. Lebih bahagia dari apa yang telah dicapai, dan tentu lebih indah dari yang sudah dibuat. 

Namun tanpa disadari kita hanya diam. Seolah bergerak maju namun kenyataanya jalan ditempat. Kita sibuk mengejar apa yang nampak dimata. Tanpa kita tahu bahwa dalam di dalam diri ada suara-suara yang berteriak berontak. "Ini bukan saya!". Bersandiwara layaknya memainkan sebuah drama. Hasilnya, kita akan terlihat menyenangkan. Padahal kesepian.

Kita orang yang bisa melihat namun buta.

Kita punya hati tapi tidak merasa.

Kita punya telinga tapi tidak mendengar.

Kita punya semuanya

Tapi kita lupa

Kalau kita punya

Semuanya

Kita itu adalah saya. Tulisan ini sengaja dibuat sebagai cermin bagaimana perjalanan yang saya lalui tahun ini sebagai bahan bakar perjalanan ditahun selanjutnya. Semoga kita senantiasa dinaungi kesadaran untuk selalu menjadi kita yang seutuhnya. bukan bersandiwara menjadi dia ataupun menjadi diri mereka.

Kita terlihat begitu melesat tapi kenyataannya kita tidak kemana-mana.

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "