iklan

Buat Putri Tercinta

http://otnairahiwa.blogspot.com

Halo nduk, putriku tersayang. Maaf ibuk lama ndak ngirim kabar. Akhir-akhir ini alhamdulillah nduk keripik tempe ibuk rame jadi ndak sempet kasih kamu kabar. Bahkan sekarang ibuk sudah bisa ekspor ke Desa sebelah nduk.  Rencananya ibuk mau bukak toko onlen nduk, kata si bejo sekarang banyak yang jualan disitu. Doain ya nduk toko onlen ibuk rame.

Oh ya nduk, kamu udah punya calon apa belum? Eling lo ya usiamu sekarang berapa, jangan terlalu lama, buruan kalo udah cocok langsung dibawa pulang saja dikenalin sama bapak ibuk. Si Suti sahabatmu aja sudah gendong anak perempuan lho, masak kamu masih tenang-tenang saja.

Nduk kalo milih cowok jangan sembarangan lo ya, kalo bisa dilihat bibit, bebet, sama bobotnya. Jangan sampe nyesel di belakang. Kalo nyari calon cari yang rajin cari duit. Ora koyo bapakmu, setiap hari kerjane cuma ngurusin ayam sama burung saja. Tapi kalo masalah setia bapakmu jagonya. Kalo bisa nyari yang setia kaya bapakmu tapi yang rajin cari duit.

Pesen ibuk, yang baik dalam bergaul. Apa adanya saja nduk, ndak usah di ada adakan. Eling kamu itu anak siapa. Tapi kalo prestasi kamu harus juara. Buktikan nduk anak desa mampu jadi juara. Eling ya nduk, kamu adalah harapan keluarga. Buktikan kamu bisa juara, kalo ndak bisa mending kamu pulang saja nikah sama Maman sahabat kecilmu dulu. 

Satu lagi nduk, belajarnya yang serius. Jangan terpengaruh sama pergaulan anak anak jaman sekarang. Ibuk sedih nduk kalo lihat Suti lewat depan rumah. Dia anak pinter tapi salah pergaulan. Kejar cita-citamu nduk, sebagai perempuan sudah saatnya tampil di depan. Bukan jaman lagi perempuan cuma di dapur. Kamu harus jadi contoh buat warga kampung kalo perempuan juga bisa sukses. Biar mereka sadar buat sekolahin anak perempuannya.

Yaudah nduk sampai disini dulu ya, besok disambung lagi. Ini si Bejo sama Orang koprasi datang minta gambar sama ibuk katanya mau buat poto propil toko onlen, ingat baik-baik pesan ibuk. Kamu baik-baik disana ya nduk, jangan nakal, jangan lupa sholat, ngajinya juga jangan bolong, banyakin doa nduk biar cita-citamu tercapai terus nikah. Ibuk ndak sabar pingin gendong cucu.

Sampai jumpa nduk,
Sampaikan salam ibuk buat temenmu dan calon menantuku. Selamat hari perempuan ya nduk!



Puspha Dhewi

Masih ingatkah kamu, kita pernah tuntaskan rindu di ruang tamu. Bercengkrama liar membabi buta, beekelakar nakal tuntaskan sapa. Bulan termenung mendayu sendu, Anginpun mengalun pelan antarkan aku padamu.

Masih ingatkah kamu, kita pernah tuntaskan rasa diteras belakang. Aku hirup oksigenmu, kamu hirup oksigenku. Kita bertautan rasa penuh cinta. Hujan terdiam menyaksikan kita, tak sanggup ia  bertutur kata. Hanya terdengar lirih menggericik menuju kolam penuh dengan air mata. Bukan air mata buaya, melainkan air mata haru akan segelas rindu yang begitu membiru.
Ilustrasi dari google

Sepertinya kamu sudah melupakan semuanya.

Semua ini kesalahanku, kebodohanku. Batang demi batang rokok dan sebotol minuman jadi saksi betapa engkau sangat berarti. Aku mengerti ini tidaklah mudah,  tapi setidaknya satu kali saja, izinkan hatiku menjumpai hatimu, kalau itu mustahil setidaknya izinkan mataku menatap matamu, itu saja.

Aku ingin bicara.

Sejak malam itu, saat kau titipkan surat terakhirmu, ada rindu bebal yang menebal. Ada kisah telenovela yang tak terselesaikan. Aku, kamu, dan rima. Selalu saja jadi sumber pertengkaran kita. Harusnya kau sadar siapa dia sebenarnya. Dia tak seperti yang kau sangkakan. Kau pergi tanpa sempat ku berdalih. Kau enyah tanpa sempat ku berucap, maaf.

Aku takut kehilanganmu.

Perpisahan selalu memberi kesan pahit buatku. Tak mau terulang kembali. Cukup sekali saja. Mas, pulanglah! Aku takut kehilanganmu. Aku sangat merindukanmu. Rindu peluk, cium dan aroma tubuhmu. Seperti halnya pertemuan, selalu ada perpisahan setiap endingnya. Dan aku tak mau itu terjadi. Tidakkah kau ingat kisah joni dan rani yang selalu kita tonton? Kau selalu bilang, aku rani dan kau joni, simbol kisah cinta suci nan abadi.

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "