iklan

Makna Kehidupan Dari Lima Jari Tangan

Tuhan menciptakan sesuatu pasti mempunyai maksud dan makna tertentu. Begitu halnya kelima jari tangan kita. Namun kita terkadang sebagai manusia belum paham akan keistimewaan-keistimewaan ciptaanNya itu. Kali ini saya sengaja membahas tentang makna kehidupan dari lima jari tangan yang saya dapatkan dari seorang guru. Saya sebut guru bukan karena beliau mengajar di dalam kelas, namun lebih karena dia dapat mengajarkan suatu ilmu walaupun hanya punya seorang murid, yaitu saya. Hehehehe...

Sore begitu hangat saat kami mulai berbincang tentang kehidupan. Awalnya sih topik pembicaraan kemana-mana. Mulai dari ngomongin ayam, bola, sampai ngomongin kamu, eh jangan ge er lo ya! Tenang aja ngomonginnya yang baik-baik kok, kan saya orangnya baik!hehehhehehe. Entah angin apa yang membuat pembicaraan akhirnya menuju pada topik yang menurut saya sangat menarik, ngomongin hidup.

Semua yang hidup pasti akan mengalami sebuah perhentian yang banyak orang sebut dengan mati. Memang seperti itulah tuhan menggariskan. Pada hakikatnya hidup kita sebagai manusia melalui tiga fase. Itu kata ustadz SD saya waktu saya dulu masih sering ngaji, hehehehehehe...

Pertama, kita hidup di alam ruh. Wah jadi horor gini ya, hehehe ndak masalah namanya juga belajar. Di alam ini kata guru ngaji saya adalah tempat kita mengadakan perjanjian dengan Allah SWT. Yang kata ustadz saya juga, intinya bahwa kita di alam ini telah berjanji akan bersujud kepadaNya. Adapun isi dari perjanjiannya dan siapa saja saksinya dan naskah perjanjiannya itu seperti apa dapat dipastikan bahwa kita sebagai manusia tidak akan ingat, karena fitrah kita sebagai manusia adalah pelupa. Dan kemudian kita semua baru terlahir ke bumi, begitupun aku dan kamu. Iya, kamuu!

Kedua, kita berada pada alam dunia. Ya di alam inilah topik pembahasan kita tentang kehidupan akan kita pelajari bersama. Sedangkan yang ketiga adalah alam arwah dimana kita akan bertempat di surga atau neraka. Semoga kita semua khususnya yang sering membaca tulisan saya maksuk surga, amiinn!hehehehe.

Langsung saja kita fokus pada topik kita tentang Makna kehidupan dari lima jari tangan yang muncul dari obrolan ringan saya dengan seorang yang saya sebut guru. Kamu jangan cemburu lo ya, bukan cewek kok!hehehehe...

http://otnairahiwa.blogspot.com
Kamu mau gak jarinya diginiin? Iya kamu :)

Untuk mencapai sebuah kehidupan yang benar-benar hidup ada lima tahapan sesuai dengan jumlah jari kita. Yaiyalah kan judulnya makna kehidupan dari lima jari tangan!hehehe...

Tahap satu, makna kehidupan dari jari kelingking

Ini adalah tahapan pertama, mungkin salah satu alasannya karena dia kecil. Jari kelingking adalah simbol awal kita hidup. Ndak mungkinkan kita lahir langsung segedhe pohon, ya kan? Di tahap ini kita masih banyak belajar. Masih banyak kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Guru saya menganalogikan tahap ini kita masih anak kecil yang nakal-nakalnya. Namanya juga anak kecil, salah adalah hal yang lumrah.

Tahap dua, makna kehidupan dari jari manis

Saya tidak tau asal muasalnya jari ini disebut jari manis, mungkin karena sering dijadikan tempat cincin atau malah karena rasanya manis kayak gula, ahahaha seperti kamu, manis sekali kalau lagi senyum! Di tahap ini kita sudah mulai ngerti dan mulai menjadi baik. Beliau menganalogikan bahwa tahap ini seperti anak yang sudah mulai nurut dengan orang tuanya. Atau istilah inggrisnya wis keno ditoto, sudah bisa ditata sehingga tampak manis. Seperti saya!hehehehehe

Tahap ketiga, makna kehidupan dari jari tengah

Jari tengah adalah jari yang jarang digunakan, iya kan? Kalau menurut pengamatan saya begitu, tapi entah kalu anda, hehehehe. Jari ini adalah simbol ketenangan atau bijaksana. Dalam tahap ini kita sudah mulai berwibawa dan bijaksana dalam menyikapi semua hal. Begitupun masalah percintaan. Ciiieeee... suit suittt...

Tahap empat, makna kehidupan dari jari telunjuk

Jari telunjuk biasa digunakan untuk menunjuk sesuatu. Oleh sebab itu dinamakan telunjuk. Eh tapi jari ini juga biasa buat ngupil, heheheheh ah jorok! Makna dari jari ini dapat diartikan kita benar-benar sudah matang. Kita sudah mempunyai banyak pengalaman, dari mulai kita belajar, kemudian mengerti, kemudian kita mampu bijaksana, dan tahap ini  adalah menunjukkan atau mampu memberikan petunjuk bagi orang lain. Beliau menganalogikan tahap ini ibarat kita sedang berpergian, penunjuk arah adalah orang yang mengerti apapun tentang arah yang akan dituju. Jadi tahap ini kita sudah dapat menunjukkan arah mana jalan kebenaran dan mana jalan yang salah. Kita sebagai penuntun orang lain.

Tahap kelima, makna kehidupan dari ibu jari

Ibu jari adalah simbol kesempurnaan. Atau bisa dikatakan hebat. Di tahap ini kita sudah melalui semua tahapan dan bisa dikatakan hidup kita sempurna. Kayak sebuah lagu ya, hehehehe SEMPURNA!


Ya begitulah pembahasan sederhana terkait dengan makna kehidupan dari kelima jari tangan. Mungkin terlalu panjang ya, atau justru terlalu singkat? Mohon dinaklumi namanya juga belajar. Kalau di simbolkan seperti tahapan di atas mungkin saat ini saya di disimbolkan dengan jari kelingking, masih nakal dan perlu banyak belajar!hehehehehehe bagaimana dengan anda????

"mas tulisanmu terlalu berat, sama beratnya dengan bobot (ukuran berat tubuh) mu!!!!!"
- Ricky Ricardo, anak kelas 5 SD

Sederhana

Sumber : twitter

Aku ingin sedikit bercerita

Mungkin kini kau sedang bertanya-tanya apa yang ingin aku ceritakan padamu. atau mungkin kau sedang gusar karena harus membaca tulisanku yang nanar. Tapi kumohon kali ini, simpan dulu semua gusarmu, simpan pula amarahmu. Sungguh aku ingin bercerita padamu, beberapa menit saja ku mohon luangkanlah waktumu buatku.

Angin berhembus, ombak tak henti henti menggulung Mendekat kemudian kembali menjauh. Di sini ku coba lepaskan penatku dari lelah memikirkan hidup, juga lelah memikirkanmu. Terasa sangat nyaman disini. Bercengkrama dengan senja yang mulai meraja, Memerah dan kemudian menggelap. Apa yang kau rasakan saat melihatnya? Remangnya kah? Atau hangatnya? Atau sebuah ingatan akan seseorang di masa lalumu? Senja memang selalu menjadi jembatan antara masa lalu, kini maupun masa depan bagi siapa yang mau menjumpainya. Selalu ada cerita bersamanya, seperti saat ini.

Aku begitu menyukai senja dengan sederhana, sesederhana mencintaimu. Iya kamu! Berapapun ku berpeluh payah mengejarmu selalu hanya ada jawaban sederhana, maaf. Dan kau tak jemu mengatakan hal itu. Begitu sederhana, seperti senja yang merona.

Sengaja kunanti senja yang kemunculannya selalu berbeda dan dapat berubah layaknya cuaca. Kadang muram, kadang terang, kadang pula malu-malu. Seperti halnya kita, hatiku juga hatimu. Aku masih yakin ada ruang hatiku menjumpai hatimu. Ku harap kau kan merubah perasaanmu, Seperti senja itu, masih bisa berubah-ubah, dan aku berharap itu terjadi pada hatimu.

Tak banyak yang ingin ku ceritakan padamu. Hanya kotoran-kotoran sampah kepala yang membusuk memaksa jari menuliskannya. Aku punya harapan kecil bersama senja yang sederhana. Menikmatinya bersama orang yang begitu sederhana, dan juga berbahasa sederhana, bahasa hatiku dan hatimu, itu saja.

Senja dan kamu; adalah dua hal sederhana yang selalu aku buru...











iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "