iklan

Kebenaran Harus ditegakkan atau Bengkokkan Saja Sekalian

http://otnairahiwa.blogspot.com
google image
Aku hingga kini tak lagi menemukan sesosok kamu. Kamu yang selalu dihati, berparas putri berkendara kuda putih berseri. Bersepatu kaca datang hampir tengah malam dan hilang tepat setelah perut terasa kenyang. Kamu fikir dia tak menunggu kamu? Bodoh kamu! Aku selalu menunggu kamu. Dan sekarang kamu masih mempertanyakan apa aku masih menunggu kamu? Hahaha lelucon macam apa lagi yang sedang kamu mainkan? akhiri saja. Sebelum berakhir luka. Luka buatmu, luka buat ku, juga luka buatnya.

Aku termenung. Dihadapanya segelas kopi dan sepiring ubi. Dan beberapa batang rokok beserta uthisnya. Aku sedang dikejar waktu. Sejak ia memutuskan untuk menuliskanya, tak satu paragrafpun telah tercipta. Lembar kerja masih bersih. Hanya ada beberapa kata. KEBENARAN HARUS DITEGAKKAN KALAU TIDAK BISA DIBENGKOKKAN SAJA SEKALIAN di atas tengah lembar kerja. Mungkin kalimat itu yang akan dijadikanya judul tulisanya. Padahal harus segera terdistribusi atau kalau tidak kembali gigit jari, tak ada uang masuk kantong lagi. Maklum saja sudah sebulan aku tak dapat berita. Bukan karena tak ada yang menarik untuk diberitakan, tapi karena fokusnya mulai terpecah. Menjadi kepingan antara kamu, dia, dan berita.

Nampaknya ada gusar disana Saat sebuah kebenaran harus menindih dan menghapus kebenaran yang lain. Dan kebenaran yang mesti ditulis sangat berbeda dengan yang selalu ia yakini. Semua jadi tumpang tindih. Bukankah sebenarnya sebuah kebenaran punya perspektifnya sendiri? Dan bukankah kebenaran juga punya pembenaranya masing-masing?

Bagi seorang penulis presepsi atas kebenaran sangat dipengaruhi oleh suasana hati insannya. Suka duka maupun nestapa, seorang penulis dituntut tetap setia dijalurnya. Kondisi tersebut dianggap sebagai ujian berat bagi seorang penulis. Disatu sisi raganya harus menulis kasus pembunuhan akibat perselingkuhan, misalnya. Padahal Disisi lain hatinya sedang gundah gulana karena harus merelakan kamu bersamanya. Dan yang terbunuh dalam kasus adalah pacar kekasihnya. Alhasil? Bisa kita diterka-terka sendiri akan berakhir menjadi apa.

Kebenaran memang harus ditegakkan

Kebenaran bagi seseorang belum tentu kebenaran bagi orang yang lainnya. Begitu pula kebenaran pada sebuah kaum belum tentu sebuah kebenaran pula bagi kaum yang lain. Kebenaran mempunyai prespektifnya sendiri. Tergantung dari prespektif mana sebuah kebenaran itu dilihat sebagai sebuah kebenaran. Dan bagi penganut kebenaran itu sendiri, sebuah kebenaran itu pasti akan dibela sampai kebenaran itu menunjukkan kebenaranya sendiri. Oleh karenanya kebenaran harus ditegakkan. Sehingga kebenaran yang sebenarnya dapat menampakkan wajahnya. Untuk menunjukkan jalan bagi penganut kebenaran yang berpura-pura berada pada kebenarannya. Sebagai penuntun langkah guna mencapai kebenaran yang sebenar-benarnya.

saat ini, kita sangat sulit membedakan mana kebenaran yang benar dan kebenaran yang hanya dibenar-benarkan. Sebab kita hidup dijaman semua berebut benar. Dan tidak ada satupun dari kita yang bersedia bercermin sejenak, merenung, menanyakan pada hati kecil nurani kita apakah kebenaran yang kita yakini sebagai kebenaran adalah kebenaran yang sebenarnya. Atau kebenaran yang kita yakuni justru menyesatkan kita.

Semoga kebenaran yang kita yakini adalah kebenaran yang sesungguhnya. Dan semoga kebenaran yang beredar luas di TV bukanlah kebenaran semu yang mengarah pada perbuatan saling menjatuhkan dan saling menistakan.

Kepada kalian pemeluk kebenaran, iklaskan, Biarkan kebenaran sejati menuntun jati dirinya menemui kesejatianya. Jika itu masih kau anggap salah, bengkokkan lagi saja!

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "