iklan

Purnama, izinkan aku melupakanmu


Kak, bolehkah aku menepikan segala tentangmu untuk sementara waktu? Bukan selamanya kok, hanya beberapa purnama, tak sampai sewindu. Aku janji, aku akan mengingatmu lagi sebelum kamu berkeluh-kesah pada temaramnya senja. 

Kak, izinkan aku berpura-pura ya? Wanita yang saat ini "bersedia" bersamaku, tampaknya cemburu. "cemberutku karna sayang kamu", ujarnya. Sulit memahami wanita masa kini kak. Atau itu hanya perasaanku saja ya kak? Seingatku, kamu tak serumit itu kak. Aku tak maksud membandingkan antara kamu dan wanitaku kak. Hanya, ingatan tentang kamu adalah kakak dan sekaligus wanita yang sempurna masih lekat di dalam benak. 

Kak, wanita yang saat ini bersamaku acapkali cemburu kepadamu. Meskipun nyatanya kalian berdua tak pernah sekalipun bertemu. Padahal seingatku, tak pernah aku menyebut namamu dengan lantang. Telah kusimpan pula segala kenangan tentang kamu dalam sunyi, kak. Itu kulakukan demi menjaga perasaan wanitaku. Namun entah kenapa ia masih seperti itu. 

Kak, purnama kali ini bukannya perayaan ulang tahun pernikahanmu kan? Aku turut bahagia, kak. Tapi bohong apabila aku tak rindu. Aku kangen kak. Aku kangen kamu. Kamu yang sudah dimiliki. 

Fadhel

Buat kamu yang terlahir di bulan september


Pernahkah kamu bermain tembak-tembakan dengan teman sepermainanmu? Atau mungkin bermain berburu-berburuan? Ada yang jadi pemburu, ada yang jadi hewan buruan. Entah mengapa tiba-tiba terbesit ingatan tentang permainan itu. Dulu aku sering memainkannya sepulang sekolah. Waktu itu bukan senapan mainan yang ku gunakan, hanya sebuah tongkat sepanjang tangan. Maklum saja, bapak tidak punya uang untuk membelikanku senapan mainan. Kalaupun ada, ya senapan bikinan bapak sendiri yang dimirip-miripkan dari kayu, dengan peluru karet gelang.

Walaupun ala kadarnya namun itu justru sangat menyenangkan. Kesana kemari bagai pemburu beneran. Dar der dor jadi lupa makan, kadang lupa buat mengerjakan tugas rumah. Kadang pula rela berbohong pada orang tua pamit belajar kelompok tapi endingnya bermain mainan ini juga. Mengingat semua kenangan masa lalu ingin rasanya kembali merasakan masa itu, dimana beban terberat adalah PR Matematika dan bahasa Inggris, sedangkan menggambar dan olahraga adalah pelajaran terfavorit bagi siapa saja.

Permainan ini juga mengajariku banyak hal, bahwa hidup tak selamanya mudah. Butuh perjuangan untuk meraihnya. Layaknya berburu, kita pasti selalu punya hal yang kita cita-citakan atau kita inginkan dalam bidang apapun, baik itu impian, pekerjaan, bahkan cinta sekalipun butuh perjuangan dan strategi yang tepat agar target buruan kita tercapai, yang membedakan hanya alat buruannya saja.

Aku selalu merasa saat ini kita sedang memainkan permainan itu, berburu dan diburu. Sangat menyenangkan sekali permainan yang selalu kita mainkan. Aku pemburu dan kamu adalah obyek (bukan hewan) buruan.

Tapi Sudahlah, usah perpanjang pembahasan tentang kita. Takut terbawa suasana.

Oh iya, September ini kamu berulang tahun. Beriring dengan menuanya usiamu satu hal yang ingin ku sampaikan, Maaf dan terima kasih karena sudah mengizinkan hatiku berkelana memburu hatimu. Terkadang memang harus ku sadari bahwa tidak selamanya berburu itu membuahkan hasil, kadang tembakan meleset, kadang pula persediaan peluru habis, atau bahkan target buruannya yang tidak mau dibidik. Akan kucoba lain waktu, siapa tahu keberuntungan sedang bertamu.

Mungkin saat ini kamu sedang bertanya-tanya ini ucapan untuk siapa, sudahlah jangan dihiraukan, ini hanya untuk kamu seorang, entah hari ini, esok atau hari lalu. Maaf, aku tidak akan meninggalkan jejak di berandamu. Bukan karena takut ketahuan, namun lebih karena ku ingin kamu menyadari bahwa ini adalah ucapan ulang tahun khusus kuperuntukkan buatmu.

Kadonya, doa suci, semoga kamu dalam lindungan-Nya dan semoga kau selalu merindukanku Hehehe. Kamu juga dapat pesan dari ayahmu yang menjumpai dalam mimpiku, "jaga baik-baik ibu dan adikmu!"

Sudah, Itu saja!

semoga

Hari ini kita bertemu, namun  belum dapat ku menyapamu. Raga kita memang bertatap, namun tidak dengan jiwa kita. Belum dapat ku menjumpai jiwamu, Entah, tertinggal atau memang sengaja kamu sembunyikan.

Apa kamu punya waktu luang? Temani aku melihat pertunjukan.

Baiklah, dimana? Ah maaf aku tak bisa.

Yaudah, tak apa. Mungkin lain kali kamu bisa.

Semoga...


payung teduh

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "