iklan

Dan Hari Ini

Dikatakan pada sebuah kitab bahwasanya kita tercipta di bumi mempunyai tugas dan tujuan masing-masing. Dan dikatakan pula bahwasanya semua yang tercipta memiliki sebuah fungsi. Butiran debu bahkan jajaran gunung mempunyai peran masing-masing dalam penciptaannya. Hal tersebut itu pula yang membedakan kita satu sama lain, meski di mata-Nya kita setara. Dan kita tidak boleh iri akan porsi yang telah di tugaskan oleh Nya. Yang perlu kita lakukan adalah terus bersyukur, bersyukur, dan terus bersyukur.

Hari ini saya terpukul oleh sebuah kalimat seorang kawan saat berbincang sederhana ditengah corat-coret kuasan tinta. Ia katakan Bahwa kita hidup harus mempunyai sebuah tujuan. Yang mana tujuan tersebut merupakan lintasan lurus ke depan menuju subuah tempat yang menjadi titik akhir dari sebuah perjalanan.


Diibaratkan kita adalah sebuah mobil yang melintas di sebuah kota. Dan tujuan adalah lokasi yang hendak kita tuju. Kita harus menentukan dimana lokasi yang akan kita tuju. Jalan menuju ke lokasipun akan terlihat. Selanjutnya Kita memilih jalan tersebut dan melaluinya. Itulah sebabnya kita perlu sebuah tujuan, agar kita dapat menentukan arah terdekat untuk menyelesaiakan sebuah perjalanan.

Lantas bagaimana dengan tujuan saya selama ini?

Jawaban akan pertanyaan tersebut yang memutat-mutar dikepala hingga saat ini. Ternyata selama ini Nihil! Belum ada jawaban. Perjalananku selama ini belum berada di dalam lintasannya. Masih terombang-ambing, kadang mendekati lintasan, kadang sedikit keluar lintasan, bahkan sering pula jauh. Mungkin itu yang membuat perjalanan selama ini selalu terhenti dan sering diambang kebimbangan. Dan hari ini tersadar bahwa saya berada jauh dari lintasan yang seharusnya. Dan itu artinya saya harus segera berbenah.

Tidak hanya itu, hari ini pun tersadar bahwa kita harus tahu dari mana kita berasal. Berasal Bukan melulu tempat asal melainkan lebih ke arah dari siapa kita dilahirkan. Dari keluarga siapa kita berada. Bukan berarti rasis atau semacamnya. Namun hal itu lebih menjadikan kita tahu diri bahwa setiap dari kita tidaklah sama. Bukankah kita tercipta memang dalam kondisi berbeda satu sama lain? Dan kita harus berjalan sesuai dengan kondisi kita bermula. Berangan besar sah-sah saja, namun kita harus tahu dimana kita bermula dalam lintasan yang akan membawa kita menuju garis akhir perjalanan

Dan hari ini, saya baru menyadari semuanya...


Pelukis langit lari terburu-buru
Hingga dia lupa warana kuning dan biru
Pelukis langit lari terburu buru
Hingga yang ada hanya kelabu
-Banda Neira (pelukis langit)

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "