iklan

Mengenangmu adalah cara terbaik menuntaskan rindu


Ngomongin kenangan memang tak akan ada habisnya. Setiap dari kita pasti mempunyai kenangan. Entah senang, sedih, bahagia, maupun luka. Aku tak tau angin apa yang mengantarku menuliskan ini. Yang jelas ada sesosok dari masa lalu yang datang bertamu mengetuk pintu, Pintu akan sebuah kisah penuh haru biru. "Mas, aku rindu kamu"

Aku tak berani membalas pesan darinya hingga saat ini. Hanya melalui ini ku berani memberi hak jawabku atas pernyataan yang menurutku sedikit canggung dan kaku.

Mengenangmu adalah cara terbaikku menuntaskan rindu
Mungkin saat ini telingamu mulai gatal,
Gatal mendengar panggilan hatiku
Atau mungkin dadamu mulai sesak akan tangisku yang menjelma tangismu 

Aku tak akan menangis malam ini
Bukankah lelaki pantang untuk meneteskan air mata untuk sebuah patah hati?
Bukankah patah hati tidak pula berarti mati?
Aku tak akan menangis malam ini
Sungguh...

Ini bukan air mata milikku
kau harus mempercayainya
Bukankah kau faham betul dengan tangisku?
Tangisku tidak berwarna kelabu tidak pula berwarna biru
Sungguh...

Kau harus mempercayai ini
Ada kabar bahagia di ujung sana
Diantara awan dan senja yang begitu merona
Tapi bukan denganmu
Bukan pula tentangmu

Sudahlah,
Tak usah kau perdalam lukamu
Aku sudah cukup mengerti
Betapa beliau sangat berarti

Hapus air mata dipipimu itu
Aku tak mau melihatnya
Tak sudi pula menghapusnya
Izinkanlah dia menyeka pipimu
Juga meredakan tangismu

Kau harus berjanji satu hal,
jangan lupa tersenyum
Bukankah senyuman adalah simbol kebahagiaan?
Dan aku selalu meyakini,
Kau akan bahagia,
Takkan ada nestapa,
Tak pula duka lara

Ini bukan luka buatku
Mengenangmu adalah cara terbaikku menuntaskan rindu
Jika memang kau begitu rindu
Aku tak berhak melarangmu
Tustaskan saja


iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "