iklan

Sisa-sisa Keriuhan Kemerdekaan

lomba 17 agustus

Apa yang kau rasakan ketika melihat apa yang  mereka lakukan? Senyum tawanya? Ataukah perjuangannya menyelesaikan perlombaan yang hadiahnya hanya beberapa buah buku saja? Ataukah kau justru merasa berdebar ketika tak sengaja fikiranmu membuka berlembar-lembar kenangan akan masa lalumu yang usang tebal berdebu? Entahlah, Aku tak ingin menerka-nerka apa jawabmu tentangnya. Karena menerka sama halnya menebak-nebak skor bola, akan muncul kecewa jika kau salah menerkanya. Namun jika kau bertanya padaku tentangnya, aku akan menjawabnya. Aku rindu kawan-kawan kecilku dulu.

Masih terbesit dalam ingatanku, Dulu saat kami masih sibuk dengan pistol-pistolan, main perawat-perawatan, main tentara tentaraan, kami pernah mempunyai angan akan kecil bersama, tumbuh besar bersama, dewasa bersama kemudian akan menua bersama. Layaknya cinta monyet, begitu pula angan-angan kami dulu. Tapi aku tak tau masih ingatkah mereka dengan semua itu.
lomba 17 agustus


Lihatlah mereka, mangga-mangga muda yang siap untuk matang. Menunggu dan sabar menerima polesan-polesan alam akan sebuah kerelaan dan tanggung jawab menjadi sebuah jembatan perantara muda-tua hingga nantinya siap dipetik oleh sang empunya. Melihat semangatnya membuatku iri, dulu kami tak sehebat mereka tak jua setangguh mereka. Bukan karena kami tak mampu, namun karena waktu yang tak mengijinkan kami seperti itu, karena waktu akan selamanya menuntunmu untuk selalu ke depan tanpa memandang kesiapan kita untuk bergegas melangkah di garis depan.
lomba 17 agustus

Aku membayangkan mereka akan menua bersama dan masih tetap utuh sedemikian adanya. Dan aku akan menjadi saksi setiap langkah perjalanan mereka. Ada yang jadi guru, adapula yang jadi seorang perawat, adapula yang jadi petani kaya raya, ada pula pengusaha, dan mereka akan tetap bersama, ahh semoga saja. Menjadi bagian dari mereka adalah sebuah perjalanan yang begitu menyenangkan. Kadang ada amarah kadang pula ada rindu. Bersama mereka ku belajar bagaimana menjadi orang yang dituakan (walau hanya karena usia) dan bagaimana menjadi seorang kawan yang baik bagi mereka. 
lomba 17 agustus

Kau mungkin mengira bahwa aku adalah orang yang mudah terbawa suasana, tidak salah. Ku tulis ini saat malam mulai gelap. Duduk di beranda rumah sambil menikmati kopi yang sengaja kuseduh tanpa gula. Bukan karena takut diabetes atau semacamnya namun lebih karena ku coba belajar membiasakan diri untuk berpait-pait ria. Karena tak selamanya manis itu nikmat, seperti halnya kopi ini. Dan kotak kenanganku kembali terbuka ketika tanpa sengaja jariku menyentuh album di layar handphoneku dan menemukan deretan foto kemerdekaan yang lalu.

Setidaknya terima kasih untuk beberapa tahun ini, karena kalian ku dapat merasakan bagaimana indahnya kebersamaan, walau terkadang menjengkelkan.


-baja04-

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "