iklan

Lensa, Cerita, dan Kenangan

lensa photografi
Dalam sebuah foto, tersimpan berjuta cerita. Cerita yang berujung kenangan. Entah pahit atau manis. Karna itu aku mencoba mengabadikan kenangan. Membingkai sebuah cerita dalam satu "jepretan", dituntut dan menuntut, merekam segala detail yang ada dalam satu bingkai yang utuh. Ekspresi, Lokasi, hingga Interaksi di dalam sebuah foto mesti dijelaskan. Meski terkadang kenangan milikku tak slalu berujung bahagia karena cerita milikku pun tak luput dari derita.

Meski aku hanya berkesempatan melihat dibalik lensa, namun aku berfikir bahwa mereka harus disadarkan. Sadar bahwa kamu sedang bercerita. Sadar bahwa kenangan yang terpatri takkan mudah pergi. Sadar bahwa kenanganmu adalah milikmu. Jika kenangan milikmu membuat orang dekatmu cemburu, katakanlah "aku mengenang ceritaku sendiri,  kamu pun berhak melakukan hal yang sama". Namun perlu engkau tahu setiap kenangan mempunyai hak untuk dikenang. Bukan tak bisa atau tak mau melupakan, aku berusaha mengambil pelajaran dari setiap jejak-jejak yang kutinggalkan di masa lalu. Entah senang, sedih, bahagia, nestapa aku nyaman dengan "skenario" dari Sang penguasa semesta.

Saat ini aku denganmu. Namun esok siapa yang tahu, Kekasih? Saat ini aku membuat kisah denganmu. Menggoreskan tinta demi lakon yang esok hari pasti menjadi sebuah kenangan. Karena kenangan dan ingatan itu menyatu. Meskipun samar, ingatan dan kenangan adalah penggerak tubuh untuk berbuat "sesuatu".

-Fadhel

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "