iklan

Buat Tina (Gadis Kopi)

http://otnairahiwa.blogspot.com

Sepertinya saya mulai jatuh cinta dengan tulisan anda. Setiap kata yang anda tulis benar benar mengalir bagai aliran sungai yang tenang tak beriak. Saya membayangkan bisa berjumpa dengan anda, bertatap muka, bercengkrama. Tidak seperti sekarang, kita hanya berjumpa melalui aksara.


Kopiku kini masih saja sendiri. Hanya ditemani cangkir kosong tak berisi. Sengaja memang, Berharap anda datang membawa cerek kopi dan menuangkannya disini.

"Mas, kopinya nambah?"

Mata ini enggan melepaskan cengkramannya. Entah mengapa setiap datang disini seakan tak mau lepas, bahkan sedetikpun. Mungkin karena penasaran dengan apa yang selalu anda tuliskan di instagram, tempat anda selalu bercerita.

Ingin rasanya menyapa dan bercengkrama bersama. Ngomongin kopi, doa, cita, harapan dan cinta, seperti yang selalu anda bahas dalam setiap tulisan anda. Setiap saya membacanya seakan ada yang kurang, dan itu selalu membuat saya bertanya tanya. Bahkan pernah membuat makan tak enak tidurpun tak nyenyak. Selalu saja menarikku untuk berjumpa. Seperti saat ini, tulisan anda semalam yang membawa saya duduk di sini.

Diam diam saya mengagumi anda dan tulisan anda. Tapi tak kuasa untuk menyapa anda. Seolah ada jarak yang memisahkan kita. Hanya mampu memandang dari balik kursi tempat favorit untuk menyendiri sambil menikmati kopi dan anda tentunya.

Ya, tulisan anda yang selalu membawa saya kemari. Dan itu hampir terjadi setiap hari. Tulisan anda selalu meninggalkan tanya dan akan terjawab jika saya duduk disini menikmati seduhan kopi sambil melihat anda menari nari dengan biji kopi. Mungkin anda akan merindukan pria bertopi yang selalu berpakaian serba hitam duduk di meja ini. Ya, meja 13 yang selalu anda seduhkan kopi tanpa gula dan cangkir yang tidak berisi.

Mungkin hari ini terakhir kali saya duduk di kursi ini dan kota ini. Kota ini menyimpan sejuta kenangan, di kedai kopi ini semua kenangan bermula dan akan berakhir jua. Untuk terakhir kali, tolong isi cangkir kosong ini ya!

Maaf, mungkin ini mengganggu kenyamanan anda. Tapi saya harap anda mengerti bahwa saya diam diam jatuh hati pada anda, pada tulisan anda, pada seduhan kopi anda, dan semua tingkah laku anda.

Saya berharap kita tak hanya berjumpa melalui aksara, berharap bisa jua melalui suara. Sengaja ku tinggalkan sederet nomor di belakang tulisan ini. Jika berkenan besar harapan bisa berjumpa.

Sampaikan salam buat Roni dan Rena, tokoh yang selalu ada dalam setiap tulisan anda.

Buat: Tina Barista
           Dari pemuja seduhan kopimu,

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "