iklan

Ngomongin Resolusi, Dari Diet Sampai Duit

Tak terasa tahun 2015 udah diujung pengabisan. Padahal kayaknya baru kemarin dirayain bareng temen. Gila gilaan semalam suntuk kayak pagelaran wayang kulit. Memang benar kata orang, waktu selalu cepat berlalu. ketika kita menikmati semuanya maka semua terasa cepat.

Ngomongin tahun baru yang wajib kita bahas adalah resolusi. Apa itu resolusi? Kalo menurut kamus yang saya baca sih resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan pada rapat musyawarah. Loh kok kaku gitu ya kayaknya, hehehehhe. Itu kalo menurut kamus. Setelah geu menyelam kedalam lautan mbah google memilih dan memilah akhirnya ketemu juga. Resolusi adalah tujuan atau keinginan yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Jadi resolusi juga berisi harapan harapan. Kalo kaitanya dengan tahun baru tentu harapan atau keinginan yang akan dicapai tahun depan. Nah kalo ini cocok.

Ngomongin masa depan jangan lupakan masa lalu. Begitu gue pernah dapat wejangan dari temen kocak yang entah berantah kini keberadaannya. mungkin udah di planet Mars sambil ngencut es lilin.

Ngomongin resolusi tahun baru tentu juga tak lepas dari resolusi tahun lalu. Bahkan sampe ada yang buat meme kocak, "Resolusi tahun 2016 adalah menyelesaikan resolusi tahun 2015 yang isinya adalah wacana tahun 2014 yang sudah difikirkan sejak tahun 2013" (nah lo, pusing dah!).

Hahahahahha... absurd banget kan. Coba bayangin, lo punya resolusi kayak gitu!

Bahkan ada yang buat meme lebih kocak lagi. Kayaknya sih yang buat jomblo akut.

" beli kalender tahun 2016 yang ada tanggal lamarannya dmana ya?" Nah lo ini lebih absurd lagi. Kayaknya ni yang buat udah ngebet banget kepingin nikah. Hahahahaha... Lo bayangin waktu buat meme ini dia lagi termenung diem seolah tak bernyawa menatap kosong jendela kamar kemudian kaget oleh ayam yang nyamber roti kacang yang dari tadi di tangan kemudian langsung berdiri pegang hp trus buat meme kayak gitu lewat aplikasi edit poto lalu buat DP BBM berharap ada cewek yang ngibain trus bales, jadian yuk! hahahahaha gilaaaa...

Gue masih inget banget pernah punya resolusi ngurusin berat badan. Tepatnya tahun 2013. Waktu itu bener bener ngebet sekali nurunin berat badan. Alasanya sih simple, wanita. Memang makhluk Tuhan yang satu itu punya kekuatan magis buat menjinakkan para lelaki. Pada waktu itu sih masih jaman pesekate. Seperti umumnya semua hal akan selalu dilakukan agar dapat mendapatkan hatinya. Lo bayangin, dalam waktu 2 bulan bisa turun 14 kg tanpa obat diet. Waktu itu berat awal 90 kg turun drastis nyampek 76. Gila gak tuh..

Bayangin, seorang pria doyan makan apalagi gorengan dan makanan yang mengandung minyak dan penyuka kopi sampai turun begitu drastis. Kalo bukan karena wanita pasti zonk tuh!hahahaha...

Tp efeknya luar biasa. Selain dapat cewek, tubuh ringan, selalu fit dan bugar. Tapi sayang itu cuma bertahan 3 bulan doang. Lagi lagi karena makhluk tuhan bernama wanita. Setelah dia lepas dari sihir dan mantra Pergi begitu saja, napsu makan kembali tinggi. Seolah dendam dengan makanan. Semua berubah kembali seperti semula. Badan bertambah berat hatipun demikian hingga akhirnya kini berada pada puncaknya, hanya 1,1 kwintal. Hahahahahaha lo bayangin, kayak bawa beras 2 sak 50 kiloan.

Trus gak punya keinginan diet lagi?
Ini momentum, 2016 resolusi gue adalah diet. Alasanya simple, selain karena makhuk Tuhan tadi ada misi rahasia yang diam diam yang membuat gue harus diet. Apa itu? Biar gak susah nyari celana! Lo gak bisa ngrasain betapa tersiksanya gue ketika harus milih celana. Memilih yang model dan jenisnya bagus kemudian kecewa karena mbaknya penjual bilang, "maaf mas yang seukuran mas gak ada!" Damn.. rasanya udah kayak ketembak peluru pistol polisi tidur. Emang mbaknya gak ngatain saya gendut, tapi.... ah sudahlah....

Duit juga masuk radar resolusi tahun 2016. Siapa yang gak butuh duit? Semua orang butuh duit. Gue berharap tahun 2016 duit melimpah ruah biar bisa beli celana sekaligus toko tokonya. Biar mbaknya yang gak ngatain saya gendut kemarin tau siapa saya.

Selamat Tahun Baru 2016
Buat mbaknya penjual celana awas!

Rindu Senja


Aku percaya rasa ini tak salah kak, insan selain aku yang membuat semua ini seakan nista. Seperti dia yang merenggut semuanya mencipta paradigma kenistaan rasa.

Aku lupa ini tahun keberapa sejak rasa itu ada, Muncul sederhana dari obrolan-obrolan kecil diantara buku sastra dibangku belakang. Kala itu aku masih ingusan, yang aku tahu hanya surga ketika aku berada disamping kakak. Apalagi ketika  mulai bicara soal puisi, ada angin segar di otakku.

Walau hujan, ayah tetap pergi ke kantor

Walau hujan, ibu tetap pergi ke pasar

Walau hujan, aku tetap pergi ke sekolah

Karena hujan adalah rahmat Tuhan


Puisi sederhana ini selalu terngiang hingga kini dan selalu punya cerita. 

Walau hujan, aku tetap pergi ke sekolah
Karena hujan adalah rahmat tuhan


Pada kedua bait tersebut mempunyai sebuah kenangan yang begitu mendalam. Kala itu hujan turun dengan derasnya, hanya tersisa aku dengan segala kerinduan akan jas hujan yang terlupa di meja rumah. Terlihat dari luar sesosok perempuan dengan buku di hadapanya. Sepertinya ia juga menunggu hujan reda. Hampa, kata yang tertulis di cover depan.

Kak boleh aku gabung?

Oh silahkan, nunggu hujan?

Iya kak, kakak nunggu juga?

Enggak, menunggu senja!

Bukannya ini hujan kak?

Iya, makanya aku tetap disini menunggu ia datang

Ndak takut kemalaman kak?

Sudah biasa, Aku selalu disini setiap hari. Entah mengapa aku selalu enggan pulang sebelum berjumpa dengannya.

Kakak suka senja?

Tidak

Trus kenapa harus menunggu?

Aku benci senja! Karena dia aku jadi seperti ini. Aku tak kuasa seharipun tak melihatnya, walau itu hanya sebentar.

Bukannya ditempat lain juga bisa liat senja?

Beda, disinilah aku menemukan senja pertamaku. Disini pulalah aku menyadari bahwa aku benci senja. Dulu dia selalu datang padaku, hingga suatu saat dia meninggalkanku dengan janji yang aku ucap.


Janji?

Iya, aku janji akan menunggunya sampai dia kembali

Kemana dia pergi?

Entah, dia pergi begitu saja menghilang bagai angin

Kapan terakhir kali kakak berjumpa?

Itu terjadi beberapa puluh tahun yang lalu, sebelum dinding itu menutupinya. Dulu dari sanalah dia selalu muncul, Menyingsing perlahan pulang. Dulu dia selalu datang dengan senyum yang begitu dalam. Bagai kekasih yang lama tak jumpa kekasihnya setelah pulang dari perantauannya.

Kak maaf, beberapa puluh tahun yang lalu?

Iya, dan selama itulah aku setia menanti disini sampai saat yang akan kunanti tiba........

Buat kakak, dan Sepasang Matanya

http://otnairahiwa.blogspot.com

Aku menangisimu dalam sunyi kak, perih memang. Tapi aku mau dan aku mampu. Seperti saat ini yang terekam hanya bayang akanmu. Tingkahmu, wajahmu, senyummu, semua tentangmu. Enggan rasanya kutinggalkan tempat itu, tempat semua kenangan mulai subur tumbuh dan mekar.

Kini awan mulai menutupi tapi tidak buatku. Kota itu justru nampak begitu gagah di awan. Seperti dongeng dongeng yang sering dibacakan kakek sebelum tidur. Biasanya kakek akan menceritakannya selepas ia menceritakan jaman berjuangnya.

Sebenarnya bukan kotanya yang membuatku enggan enyah. Ada sepasang mata yang begitu indah mengalahkan kemegahan kota. Sederhana, tenang, dan terkadang sedikit malu-malu, itu yang selalu membuatku selalu ingin pulang.

Mata itu selalu tak henti henti membuatku kagum. Aku tak tau apa yang membuatku seperti ini. Tak kuasa ku menatap mata itu. Mataku seolah telah tersihir oleh mata itu. Semua tingkahku sudah dikuasainya, aku dalam kendalinya.

"Kak, mau kuantar pulang?"

"Kak, pulang dengan siapa?"

"Kak, pulang bareng yuk!"

Selalu saja seperti itu setiap hari dan itu berulang sepanjang tahun.

Aku menangisimu dalam sunyi, sakit memang. Tapi aku mau, dan mampu. tak sempat kuucapkan kata perpisahan padamu, walau itu memang ku sengaja. Tak kuasa mataku menatapmu untuk terakhir kali. Ku berharap masih ada perjumpaan berikutnya. Saat mataku menatap lama mata yang lama tak menatapku lama.

Kak, aku menangisimu dalam sunyi, perih memang. Tapi aku mau dan mampu. Semoga ini bukan menjadi perpisahan terakhir, jaga baik-baik mata itu ya kak!

(Buat kakak dan sepasang matanya)

Peluru Terakhir


Aku teringat pertanyaan sederhana seorang anak yang kutemui siang tadi, "kakak mau kemana?"

Sederhana namun beribu makna. Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan anak sd dengan seragam putih merah yang kucel dengan sepatu di tangan.

"Kemana apanya dek?" Sahutku sambil mengakrabkan suasana.

"Tujuan hidup kakak!"

Aku semakin tersenyum mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut anak itu. Ucapannya nampak lebih dewasa dari usianya.

"Adek mau tau tujuan hidup ku?"

"Iya kak!"

"Tujuan? Tujuan hidup ku sudah menjadi istri orang!"

itu terjadi ketika seseorang meminangnya dengan mahar pistol dan lima biji peluru. Aku datang ke resepsi dan mengambil mahar itu lalu kutembakkan kelima pelurunya.

Peluru pertama buat ayahnya, karena beliau adalah salah satu penghalang besarku meminangnya. Ku letuskan tepat di kepala belakangnya.

Peluru kedua buat ibunya, walaupun beliau setuju dengan hubunganku tapi tak dapat membantuku bicara dengan bapak. Berarti beliau tak peduli denganku, buktinya beliau tak memperjuangkanku. Ku tembakkan ke arah jantungnya.

Peluru ketiga buat Rani sang pujaan. Mungkin bisa jadi ini kado pernikahan terindah buatnya. Aku ingin dia tersenyum menerima kado terindahku. Aku letuskan tepat di kepalanya yang tersenyum manis. Bahkan dalam kondisi tergeletakpun dia masih saja manis dengan gaun putihnya.

Peluru ke empat buat yang punya senjata, karena dialah semua jadi begini. Andai saja dia tak melamar Rani, maka tak akan seperti ini. Tak akan ada pertumpahan darah seperti ini. Tepat bersarang di jantungnya!

"Trus peluru terakhir buat siapa kak?"

"Ini masih kusimpan, kusiapkan buat yang mengetahui semua cerita ini!"

Tapi kak??????
###*#,$&#*#*#*#&#^^@&@&@*@*#&#;#&#*#*#(#(#9#*#&#&$&

Aku Ingin Bercerita, Bukan arti Sebenarnya

Aku ingin bercerita
Tentang Kopi dan manisan
Tentang mata dan senjata

Aku ingin bercerita
Tentang angin dan rembulan
Tentang mata dan penjaga
Tentang hati dan pelana

Aku ingin bercerita
Tentang angan dan harapan
Tentang malam dan impian

Aku ingin bercerita,
Bukan arti sebenarnya

http://otnairahiwa.blogspot.com

iklan

" Belum dapat kukenali mana kopiku dan mana senyummu yang tawar tanpa gula bagai obat pengantar luka "